Rudolf Naibaho


Rudolf Naibaho, pengusaha muda, pendiri gedung mewah Toton Baho di Jalan Pekayon, Bekasi. Bertemu sang pengusaha

muda ini, memberikan kesan tersendiri. Umur bisa muda, tetapi konsep dan cara dia mengelola usahanya akan membuat decak kagum para pembaca. Jangan tanya apa yang sudah dicapainya. Di umur semuda itu, Rudolf sudah memiliki enam bidang usaha yang tergabung dalam induk Toton Group.

Orang yang melihat gedung Toton Baho yang baru dibangun ini pasti menyebut pemiliknya pengusaha besar, dan umurnya pasti sudah berumur tua. Nyatanya bukan demikian. Bidang usaha yang saat ini tengah berkembang adalah: bisnis kontraktor yang bernaung dalam PT Toton Cita Abadi bergerak dalam bidang kontraktor, supplier dan trading. Di bidang hiburan ada New Hunter terdiri dari café dan pub.

Lalu, Taton Mobilindo di bidang jual-beli mobil, showroom saat ini berada persis di depan Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta. Kemudian Toton Production di bidang rekaman. Selain itu, usaha perkebunan di Krintang, Riau. Dan yang baru gedung pertemuan termegah Toton Baho yang bisa menampung tempat duduk hingga 2000 kursi.

Wah, masih muda, bagaimana mengelola bisnis yang demikian banyak? “Ah, itu belum apa-apa lae,” katanya. Rudolf, sosok yang satu ini dalam memimpinnya memang tidak bisa dianggap remeh, dengan ratusan karyawan. “Saya memulai dari bahwa. Saya tidak dapatkan dengan instant tetapi dengan kerja keras dan terus belajar, tentu dengan bantuan orang lain tentunya. Jadi ini belum apa-apa, lah.”

Bagaimana rahasiannya membangun usaha? “Rahasia sesungguhnya ketika kita mampu membahagiakan orang lain. Rezeki akan mengalir. Seluruhnya mengalir saja, itu kunci,” ujarnya.

Ketika diminta ceritanya awal membangun usahanya yang saat ini sudah mulai mengurita, dengan rendah hati menyebut “Saya bukan pebisnis visioner, atau orang yang pintar dalam berbisnis.” Tetapi faktanya dia telah meraih banyak hal, dia mampu membuat sensasi, bisnis terukur. Jawabnya, “mengalir begitu saja,” itu rahasianya.

“Mengelola usaha ini saya telah berikan kepercayaan ke masing-masing orang bisa mengerti bidang tersebut, jadi saya tidak perlu turun tangan lagi. Biasa saja, saya berkunjung baru setelah berminggu-minggu. Praktis yang saya lakukan hanya memberikan kepercayaan bagi para pengelola. Saya katakan, ini milik kita, maka rawatlah seperti milikmu, itulah yang saya selalu lakukan pada mereka,” ujarnya simple. Sederhana, tetapi itu juga menjadi kekuatannya dalam berusaha.

Praktis, Rudolf menyerahkan kepemimpinan operasional perusahaan ke pada seluruh orang-orang kepercayaanya. Pria lulusan fakultas ekonomi Universitas Borobudur, awalnya memulai bisnisnya jual-beli mobil. “Sebelum jual-beli mobil pun saya dulunya pernah menganggur, tetapi saat itu seluruh pekerjaan kita kerjakan, kernek, sopir, menjadi ojek payung, pegamen, jocky tri in one. Semuanya pernah nah saya lakoni,” ceritanya.

Pria tujuh bersaudara ini, awalnya, begitu lulus SMA di Pematang Siantar tahun 1992 langsung datang ke Jakarta. Awalnya, menumpang di rumah pamannya, lalu ngontrak bersama abangnya di bilangan Mampang Prapatan. Di Jakarta dia sempat menganggur, lalu memulai kerja serabutan. Masih jernih dalam ingatannya setiap hari Sabtu, tatkala menyiasati hidup, hanya untuk makan, masuk ke gedung Restu di Jalan Tandean, Jakarta Selatan.

Tetapi itu hanya sebagai bahan diingat, dia tidak larut dalam kehidupan yang memprihatinkan itu. Rudolf Naibaho kelahiran Pematang Siantar, 23 Februari 1974 itu terus mensiasati hidup dengan terus mencari cela-cela yang bisa dijadikan peluang. Menikah tahun 2000 dengan SM boru Sitohang. Anak kelima dari tujuh bersaudara. Anak dari almarhum MP Naibaho dan ibu St MS boru Ritonga. Bapak dari Stepani Putri Toton boru Naibaho, 10 tahun, dan Stepano Recuelo Toton Naibaho, 8 tahun.

Walau sudah lahir di Pematang Siantar, Rudolf berkata “saya putera Pangururan kelahiran Siantar.” Rudolf adalah orang yang sangat beruntung bila dibanding orang seusianya. Soal kemampuan bisnisnya sudah terasah semenjak sekolah menengah hingga sekolah SMA di Pematang Siantar, Rudolf sudah biasa mencari uang sendiri, memiliki usaha.

Motto hidupnya, hidup dijalani mengalir saja. “Saya tidak muluk-muluk, tidak punya ambisius untuk mengejar sesuatu. Tetapi, yang namanya kerja keras, kita bekerja sesuai porsi kita. Tuhan yang memberikan itu semuanya. Maka, tidak perlu lagi stress atau putus asa jika seluruh yang aku miliki.”

Sempat bekerja sebagai staf kantor di satu bank swasta, tetapi hanya dua tahun bertahan. Melihat sulitnya hidup di Jakarta, apalagi hanya lulus sekolah menengah atas, lalu Rudolf memberanikan diri sambil kerja kuliah di Universitas Borobudur jurusan ekonomi. Sekarang tidak hanya sukses dalam bisnis. Sukses baginya adalah seimbang.
Meski sudah tergolong pengusaha besar, tetapi tidak serta-merta terlihat dalam penampilannya. Orang supel, mengenakan pakaian pun tidak formal seperti pengusaha yang selalu parlente dalam penampilan. Disinilah keunikkannya, berbaur dengan karyawan.

Ketika usaha berkembang, pendapatan menanjak, maka dalam hidup ini perlu keseimbangan, perlu juga memikirkan keluarga dan dunia sosial, itu niatnya. Untuk menyeimbangkan hidup ini Rudolf menjadi pengurus pemuda di punguan Naibaho Siahaan dohot Boruna. Selain itu, sebagai pengusaha dia tahu betul tidak-bisa-eksis jika tidak ditopang orang lain dan organisasi.

Selain itu, dia menjadi Pengurus Badan Pengurus Daerah Gapensi DKI Jakarta masa kepengurusan 2006-2010 menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan. Selain itu dia juga tercatat sebagai seorang anggota Kadin sebagai organisasi pengusaha.

William Satar Naibaho salah satu managernya yang mengelola New Hunter Pub menyebut Rudolf adalah orang sangat peduli pada karyawannya. Satu hal membuat usahanya terus menanjak tak lepas orang-orang yang bekerja dengan Rudolf adalah orang-orang yang loyal. Itu semuanya tak lepas dari kepedulian pada orang lain, lean ahu hulehon ho, marsipaleanan. Hidup ini saling memberi.

“Intinya kepeduliannya itu membuat kita betah bekerja. Sebagai pengusaha, dia professional menempatkan seluruh karyawannya sebagai mitra. Salah hal yang banyak saya tiru dari pak Rudolf adalah kemampuannya sebagai seorang masih muda, lebih muda dari saya, tetapi lebih tua dari umurnya dia bisa pimpin, tanpa merasa kita di bahwanya,” ungkap personil Labarata Trio ini.

Rudolf memang menjadi panutan bagi karyawannya. “Kita merasa nyaman bermitra dengan Rudolf. Dia tidak pernah membeda-bedakan orang lain, apalagi karyawan. Sebagai pemilik New Hunter karyawan dibuatnya semua bekerja dengan nyaman. Saya sebagai manager di New Hunter Pub diberikan keleluasaan untuk memajukan usaha ini. Satu lagi, memberikan kepercayaan pada orang setiap orang, sesuai dengan kemampunnya,” ujar Dewan Pendiri LSM PHAKSI-Pembela Hak Intelektual dan anggota Panitia LCLB-Lomba Cipta Lagu Batak.

Kehidupan manusia, sukses dan gagal, ibarat buku yang bisa dibaca siapa saja. Kesuksesan hanyalah yang tampak, tetapi dibalik seluruh proses menjadi berhasil itu tentu membutuhkan perjalanan panjang. Ini ditunjukkan Rudolf “Toton” Naibaho, 37 tahun sebagai pengusaha sukses. Kesuksesannya bisa menjadi pelajaran yang berharga, pelajaran menarik bagi generasi muda. Dan, tentunya banyak sosok muda yang seperti Rudolf mencuak, memperoleh semuanya tentu dengan kerja keras. Sebagai orang Batak perlu diacungi jempol.***Hotman J. Lumban Gaol (Hojot Marluga)

tulisan ke-2

Rudolf Naibaho, SE
PENGUSAHA MUDA SUKSES MEMILIKI SIFAT RENDAH HATI
Rudof NaibahoPengusaha muda masih sangat langka ditemukan hingga saat ini, apalagi hasil jerih payah yang dirintis dirinya sendiri. Kalau pun ada pengusaha muda, kebanyakan menjalankan usaha warisan yang sudah dirintis orang tua, kakek atau leluhur sebelumnya.
Berbeda dengan Rudolf  Naibaho SE, pendiri gedung mewah Toton Baho di Jalan Pekayon Raya, Bekasi Selatan, Kotamadya Bekasi. Dia merupakan pengusaha muda yang bekerja keras merintis usaha sendiri sejak dari awal.

Bertemu sang pengusaha muda ini, memberikan kesan tersendiri. Walau memiliki umur masih tergolong muda, tetapi konsep dan cara mengelola usahanya akan membuat decak kagum bagi yang mengenalnya. Jangan tanya apa yang sudah dicapainya, karena di umur semuda itu, dia sudah memiliki 6 (enam) bidang usaha yang tergabung dalam induk “Toton Group”.

Orang yang melihat gedung Toton Baho yang baru dibangunnya itu, umumnya menyebut pemiliknya pengusaha besar dan pasti sudah berumur tua. Nyatanya bukan demikian, karena ternyata pemiliknya masih berumur relatif sangat muda untuk ukuran seorang pengusaha.

Bidang usaha yang dimilikinya saat ini tengah berkembang adalah bisnis kontraktor yang bernaung dalam PT Toton Cita Abadi. Selain bergerak dalam bidang kontraktor, dia juga menjalankan usaha dalam bidang supplier dan trading.
Lalu, dia menjalankan usaha Toton Mobilindo yang bergerak di bidang jual-beli mobil. Showroom yang dimilikinya berada persis di depan Universitas Borobudur, Kalimalang, Jakarta.

Kemudian dia memiliki Toton Production yang bergerak di bidang industri rekaman. Selain itu, dia menjalankan usaha perkebunan di Krintang, Riau. Untuk memenuhi hobbynya dalam mendengar lagu, dia menjalankan bisnis hiburan, dengan mendirikan New Hunter yang terdiri dari café dan pub.

Usaha yang terakhir dirintisnya adalah mendirikan gedung Toton Baho, Grand Ball Room. Tempat ini merupakan gedung megah multi fungsi ber-arsitektur Batak. Gedung yang bisa menampung tempat duduk hingga 2000 kursi itu, diperuntukkan bagi pesta pernikahan adat daerah/nasional, resepsi pernikahan/acara perpisahan, pesta hari ulang tahun, perayaan hari raya (Idul Fitri, Natal, Waisak), khitanan, seminar, wisuda, acara rapat, dan pertemuan/perayaan lainnya.

Dalam bincang-bincang dengan DALIHAN NA TOLU baru-baru ini, Rudolf Naibaho SE menyatakan diperkirakan pada bulan Mei 2011 mendatang, gedung Toton Baho akan diresmikan. Dimana dalam peresmian nanti, penguntingan pita akan dilakukan ibu kandungnya boru Ritonga. “Dalam peresmian ini, nantinya yang menggunting pita akan saya serahkan kepada ibu saya,” ujarnya.

Orang yang mengenal Rudolf Naibaho SE, mungkin akan bertanya-tanya dalam hati. Wah, masih muda, bagaimana mengelola bisnis yang demikian banyak? Ketika hal ini ditanyakan kepadanya, dia menjawab dengan singkat “Ah, itu belum apa-apa lae.”
Dari jawabnya itu tersirat, bahwa dia merupakan sosok pengusaha muda sukses yang memiliki sifat rendah hati. Dia juga merupakan pengusaha yang memimpin tidak bisa dianggap remeh dengan ratusan karyawan.

“Saya memulai usaha dari bawah. Saya tidak dapatkan dengan instant, tetapi dengan kerja keras dan terus belajar, tentu dengan bantuan orang lain. Jadi ini belum apa-apalah,” katanya dengan rendah hati.

Diungkapkannya, rahasia membangun usaha sesungguhnya adalah ketika mampu membahagiakan orang lain, rezeki akan mengalir. Jadi dalam perjalanan hidupnya, seluruhnya dijalani dengan apa adanya.

MENGALIR BEGITU SAJA
Ketika Rudolf Naibaho SE diminta bercerita tentang awal membangun usaha yang saat ini sudah mulai menggurita, dia menyebut bahwa dirinya bukanlah pebisnis visioner, atau orang yang pintar dalam berbisnis.
Tetapi fakta dalam perjalanan hidupnya, dia telah meraih banyak hal. Dia mampu membuat sensasi usaha dengan bisnis terukur. Kata kunci yang menjadi rahasia dalam mengelola bisnis baginya adalah “mengalir begitu saja”.
Dalam mengelola kegiatan usaha, dia telah memberikan kepercayaan (delegating) kepada masing-masing orang yang bisa mengerti bidang bisnis tersebut.

“Jadi saya tidak perlu turun tangan lagi. Biasa saja, saya berkunjung baru setelah berminggu-minggu. Praktis yang saya lakukan hanya memberikan kepercayaan bagi para pengelola. Saya katakan, ini milik kita, maka rawatlah seperti milikmu. Itulah yang saya selalu sampaikan kepada mereka,” ujarnya.

Walau pola pikir bisnisnya simple (sederhana), tetapi justru hal ini menjadi kekuatan (strength) dalam menjalankan usaha. Sehingga dia bisa melihat peluang (opportunity) dalam bisnis lainnya. Praktis dia menyerahkan kepemimpinan operasional perusahaan kepada seluruh orang-orang kepercayaanya.

Pada awal menjalankan bisnis, pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur ini, memulai usaha jual-beli mobil. Sebelum jual-beli mobil pun, dia tidak memiliki kegiatan alias menganggur. Tetapi dengan semangat dan kemauan untuk maju, dia pun akhirnya melakoni pekerjaan serabutan sebagai kernek, sopir, menjadi ojek payung, pengamen, jocky three in one. Semuanya ini dijalankannya tanpa suatu beban, sehingga memacunya untuk selalu berjuang meraih kesuksesan.
Rudolf Naibaho SE merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, putra MP Naibaho (almarhum) dan ibu St MS boru Ritonga. Dia lahir di Pematang Siantar 23 Februari 1974. Ketika lulus SMA di tempat kelahirannya tahun 1992, dia langsung merantau ke Jakarta. Awalnya, dia menumpang di rumah pamannya, lalu ngontrak bersama abangnya di bilangan Mampang Prapatan.
Dia menikah dengan SM boru Sitohang tahun 2000. Saat ini dia dikaruniai Tuhan dua orang anak yakni Stepani Putri Toton boru Naibaho berusia 10 tahun, dan Stepano Recuelo Toton Naibaho berusia 8 tahun.

Walau dia lahir di Pematang Siantar, tetapi terhadap teman-teman dan relasinya dia selalu memperkenalkan dirinya “Putera Pangururan kelahiran Siantar”. Dia merupakan manusia yang masuk kategari sangat beruntung, bila dibandingkan dengan orang seusianya. Kemampuan bisnisnya sudah terasah semenjak sekolah menengah hingga menempuh pendidikan SMA di Pematang Siantar. Karena sejak muda, dirinya sudah terbiasa mencari uang sendiri dengan memiliki usaha kecil-kecilan.

Satu hal yang tidak dapat dilupakannya dalam hidup, ketika sudah berdomisili di Jakarta dan tidak memiliki pekerjaan, maka hari setiap Jumat dan Sabtu untuk menyiasati hidup, dia masuk ke gedung pertemuan Restu di Jalan Tandean, Jakarta Selatan, untuk makan siang sekedar mengisi perut.
Tetapi itu hanya sebagai nostalgia bahan ingatan, karena dia sendiri tidak larut dalam kehidupan yang memprihatinkan itu. Dia terus mensiasati hidup dengan mencari celah-celah yang bisa dijadikan peluang.

SUKSES SEIMBANG
Rudolf Naibaho SE memiliki motto hidup yang sederhana yakni hidup dijalani mengalir saja. Dia tidak muluk-muluk dalam menghadapi hidup. Tidak memiliki sifat ambisius untuk mengejar sesuatu. Tetapi, yang namanya kerja keras, dijalaninya sesuai porsi. “Tuhan yang memberikan itu semuanya. Maka, tidak perlu lagi stress atau putus asa, terhadap seluruh yang kita miliki,” ujar dengan religius.
Sebelum menjalankan usaha sendiri, dia sempat bekerja sebagai staf kantor di salah satu bank swasta. Akan tetapi, dia hanya dapat bertahan selama dua tahun. Melihat sulitnya hidup di Jakarta apalagi dengan hanya mengandalkan lulusan sekolah menengah atas, lalu dia memberanikan diri sambil kerja kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur. Sekarang dia tidak hanya sukses dalam bisnis, tetapi juga dapat menyelesaikan pendidikan hingga tingkat strata satu (S1) dengan meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE). Sukses baginya adalah seimbang.
Meski sudah tergolong pengusaha besar, tetapi tidak serta-merta terlihat dalam penampilannya. Orang supel, low profile dengan mengenakan pakaian pun tidak formal seperti pengusaha yang selalu parlente dalam penampilan. Di sinilah keunikan pengusaha muda ini, karena memiliki sifat yang selalu berbaur dengan karyawannya.
Menurutnya, ketika usaha sudah berkembang dan pendapatan menanjak, maka dalam hidup ini perlu keseimbangan. Selain itu, dia juga memiliki niat memikirkan keluarga dan kegiatan sosial. Untuk menyeimbangkan hidup ini, dia menjadi pengurus pemuda di Punguan Naibaho Siahaan dohot Boruna. Sebagai pengusaha, dia tahu betul bahwa tidak akan bisa eksis, jika tidak ditopang orang lain dan organisasi.
Dia aktif sebagai anggota Dewan Pertimbangan pada Badan Pengurus Daerah Gapensi DKI Jakarta masa kepengurusan 2006-2010. Selain itu dia juga tercatat sebagai anggota pada organisasi pengusaha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta.
William Satar Naibaho salah satu managernya yang mengelola “New Hunter Pub” menyebut Rudolf Naibaho SE sebagai figur orang yang sangat peduli pada karyawannya. Satu hal membuat usahanya terus menanjak, tidak lepas dari orang-orang yang loyal bekerja dengannya. Itu semua tidak lepas dari kepedulian pada orang lain “Lean tu ahu, hulean tu ho. Marsipaleanan”. Hidup ini memang harus saling memberi.
Personil Labarata Trio ini menyatakan intinya kepedulian itu membuat dirinya betah bekerja. Sebagai pengusaha, dikatakannya, Rudolf seorang professional yang selalu menempatkan seluruh karyawannya sebagai mitra. Diakuinya, salah satu hal yang banyak ditiru dari Rudolf adalah kemampuannya sebagai seorang masih muda. Walau usianya lebih muda, tetapi orang lebih tua dari umurnya pun bisa dipimpin, tanpa merasa dijadikan di bawahnya.
Sebagai manager di New Hunter Pub, William Satar diberikan keleluasaan untuk memajukan usaha itu. “Satu lagi yang membedakan Rudolf dari pengusaha lain, selalu memberikan kepercayaan pada setiap orang, sesuai dengan kemampuannya,” ujarnya Dewan Pendiri LSM Pembela Hak Intelektual (PHAKSI) dan anggota panitia Lomba Cipta Lagu Batak (LCLB) ini.

PEDULI SESAMA
Dengan melihat aktifitas Rudolf Naibaho SE dalam keseharian, tak ayal memang menjadi panutan bagi karyawannya. Setiap orang merasa senang dan nyaman bermitra bisnis dengannya.
Dia memiliki sifat yang sangat peduli terhadap sesama. Dia menganggap setiap orang yang berhubungan dengannya, sebagai orang yang sangat diperlukan. Sehingga tidak pernah membeda-bedakan orang, apalagi karyawan sendiri. Sebagai pemilik “New Hunter Pub” semua karyawan dibuatnya bekerja dengan nyaman.
Memang kehidupan manusia baik sukses maupun gagal, ibarat buku yang bisa dibaca siapa saja. Kesuksesan hanyalah yang tampak, tetapi di balik seluruh proses menjadi berhasil itu, tentu membutuhkan perjalanan panjang. Ini ditunjukkan Rudolf Naibaho SE sebagai pengusaha sukses. Kesuksesannya bisa menjadi pelajaran yang berharga, pelajaran menarik bagi generasi muda.
Tentunya diharapkan kelak makin banyak sosok muda putra Batak yang mencuat seperti Rudolf Naibaho SE yang memiliki kepedulian. Sebagai orang Batak dia perlu diacungi jempol, karena memperoleh semuanya dengan kerja keras dalam hidup.
Hal ini terlihat dari sifat dan setiap ucapannya yang selalu terlontar dengan rendah hati. Selalu mengaku tidak terlalu hebat memimpin anak buahnya, dan mengelola bisnis juga semata-mata karena faktor nasib.
Berbincang-bincang dengan sang pengusaha muda ini, sangat menyenangkan hati. Karena setiap melontarkan kalimat, selalu disampaikan dengan santun, lugas, dan rendah hati. “Saya merasa tidak terlalu hebat dalam memimpin usaha. Itu semua karena Tuhan memberikan, dan kebetulan faktor nasib,” pungkasnya dengan merendah.
Hotman J. Lumban Gaol (Hojot Marluga)

keteranga; tulisan ini pernah dimuat di majalah Dalihan Na Tolu

Berita tentang Toton Baho

http://totonbaho.blogspot.com/2011/09/fasilitas-toton-baho-ballroom.html

28 tanggapan untuk “Rudolf Naibaho”

  1. Semoga obsesi Rudolf Naibaho (“Toton Baho”) ke depan, terwujud dengan segera; dan yang sudah diraih saat ini bisa makin meningkat sekaligus sebagai saluran berkat bagi insan lainnya. GBU all, Tuhan Yesus memberkati. Tabe jala horas ma tu hita saluhutna.

  2. hebat bro, sukes buat penulis dan juga buat lae tsb.
    namanya mirip dengan Rudolf Pardede ya, anak T.D. Pardede nahinan; mugkin ada pengaruh nama ya buat kesuksesan seseorang?
    sayangnya penulis tidak mencantumkan gambarnya? atau may be has he a pic in fb?

  3. baru satu kali aku buka web site ini…..isinya luarrrrrrrrrrrr biaaasaaaaaaaa……..
    bravo anak batak…yuhhhh…bangga jadi anak medan…salut bang rudolf naibaho..

  4. Luar biasa bereku yang satu ini. Moto hidupnya: sederhana, biarkan hidup ini mengalir bagai riak Danau Toba! Tentu saja tidak semudah mengatakan … biarkan mengalir … jika tidak ditopang oleh etos kerja dan semangat juang tanpa mengenal lelah. Penampilan bersahaja, santun, dan familier itulah yang terkesan dari pembawaan anak Siantar men made in Pangururan ini. Doa yang benar jika dilantunkan dengan segenap hati …. satu yg diminta, Tuhan akan memberi lebih dari yang diminta. Begitu kan Bere! Bravo dan sehat selalu, ya?

  5. uda ku hebattt akkkhhh sukes slalu yah uda dalam karier nya …. 🙂
    slalu andalkan Tuhan yah bapauda utk mlakukan sgala pkrjaan nya 🙂
    amien Gbu

  6. Yang muda yang bercahaya, mari memanfaatkan usia muda kita untuk berkarya dan berdoa.
    Jika ada Gapensi mari kita buat Gabungan Pengusaha Muda Batak Indonesia (Gapembi)
    hahahaa…

  7. Selain Muda…halak Hita, marga Naibaho lagi..alana jarang nibege terutama di pemerintahan. Hebat Abang..Rudolf………permitaan saya, tolong sisihkan waktu appara untuk mengajari anak-anak muda terutama orang batak untuk tidak mencari kerja tapi menjadi PENGUSAHA. GBU

  8. Salut Banget dalam Usia yang relatif muda ternyata mampu membangun usaha yang mengalir deras begitu saja. saya pun sempat datang ke kantor Ballroom Toton Baho yang di jl pekayon no 08 bekasi di di sambut dengan ramah sekali oleh ibu septiana madonna, cuma sangat di sayangkan saya tidak ketemu langsung sama Lae Rudolf Naibaho. karena saya ingin sekali bertemu mungkin bisa sedikit berbincang mengenai bisnis Lae Rudolf dan bisnis yang saya tangani sehingga bisa terjalin kerjasama. bagaimana caranya saya bisa ketemu langsung dengan Lae rudolf.?.
    Mauliate Godang : Salom Winendar bisri Samosir

  9. artikel yang sangat menarik dan membuat saya semakin termotivasi dalam menjalani kehidupan ini, apalagi yang menjadi inspirasi di artikel ini satu marga dengan saya… sukses selalu tokohbatak salam kenal…

  10. Pada kenyataannya bang Stefani (panggilannya) sangat sangat ramah, seorang donatur yg sangat sangat baik. hanya dia orang batak yg saya kenal sangat sangat low profile walaupun duitnya serinya dah ga tau banyaknya..saya sudah rasakan itu, karna saya adalah adik sepupunya..
    Semoga bang fani tetap seperti ini, semakin berlimpah rezekymu ya bang, sehat selalu, semakin bahagia di dalam keluarga..salam dari popparan op.Darsak..GBU bang

Tinggalkan Balasan ke Risto Naibaho Batalkan balasan