Jhon S.E. Panggabean,S.H.


Daftar Riwayat Hidupimages

Jhon S.E. Panggabean, S.H, MH, Advokat

Nama : Jhon S.E. Panggabean,S.H.

Tempat/Tanggal Lahir : Tarutung / 13 September 1964
Pendidikan : S1 Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia tahun 1988
Pengalaman:
– Memiliki pengalaman ekstensif lebih dari 23 (dua puluh tiga) tahun menangani perkara litigasi, baik di tingkat penyidikan maupun proses di pengadilan.
– Sebelumnya pernah bergabung di Kantor Advokat Maruli Simorangkir & Associates tahun 1988-1989 sebagai lawyer dan Kantor Advokat Kusnandar & Associates sebagai koordinator lawyer di bidang litigasi sejak tahun 1992 s/d tahun 1996.
– Memiliki Izin Advokat SK Menkeh dan PERADI
– Saat ini menjabat sebagai Ketua DPC PERADI Jakarta Timur sekaligus sebagai Ketua DPP IKADIN.

SPESIALISASI KEAHLIAN HUKUM:
Pidana umum, Pidana Khusus, Perdata, Perkawinan dan Keluarga, Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Hak Asasi Manusia, Kepailitan, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Pengadilan Hubungan Industrial,hukum Perusahaan, Keuangan dan Perbankan, Asuransi, Tanah dan Properti, Ketenagakerjaan.
Dulu Terikat Olkultisme, Kini Bebas Melayani

Dunia selalu menawarkan keberhasilan materi dengan berbagai bentuk. Ada orang mencarinya menghalalkan cara untuk meraih kesuksesan duniawi, dengan korupsi contohnya. Ada juga mengunakan kekuatan kuasa gelap, terselubung untuk meraih keberhasilan dunia, dengan olkutisme. Sebagai orang Kristen, Yesus tidak pernah menginjinkan cara-cara itu dilalui anak-anak-Nya. Hidup dengan olkutisme ternyata pahit dan getir dirasakan Jhon Panggabean, seorang advokat.

Jhon dulunya terjerembab pada olkutisme, dikungkung oleh kuasa gelap. Awal-awalnya dia memang kebal terhadap berbagai benda tajam. “Sebelum bertobat saya adalah seorang yang hidup dalam lembah kegelapan. Sebelum bertobat, lima tahun saya mengalami sakit, keluar masuk rumah sakit. Ke mana-mana saya bawa ke rumah sakit, dokter menyatakan tidak ada penyakit saya. Tetapi saya merasakan sakit sekali,” ujarnya di sela-sela peluncuran album putrinya Clara dan Grace bertajuk “Yesus Pasti Menolong.”

Sebagaimana tajuk album putrinya, Jhon Panggabean merasakan pertolongan Tuhan dalam memulihkan hidupnya. Sebelumnya, dia sejak masih SMP sudah menyimpan kuasa gelap. “Sebenarnya saya diperkenalkan uda saya. SMP saya sudah ke Barus. Barus yang waktu itu disebut wilayah yang kuat mistisnya. Jadi yang saya terima itu adalah cincin, hal itu berlangsung sampai SMA,” ujar ayah tiga anak, ini.

Jhon lulus dari fakultas hukum Universitas Kristen Indonesia. Ketika masih kuliah, kata Jhon, saya masih menambahkan kekebalan pertahanan diri ke dukun. “Makin kuatlah olkutisme yang saya pegang. Tidak ada hari tanpa mengunakan kekebalan tubuh,” katanya. Padahal, sebenarnya orangtuanya seorang sintua di HKBP, tidak percaya dengan kekuasaan itu. “Bapak saya adalah seorang sintua, tidak percaya akan kuasa gelap, dan ini membuat saya kalau kebaktian di rumah, saya sering mengindar.”

Pertobatan itu

Lulus kuliah Jhon menjadi pengacara. Melimpah uang, apalagi ada cincin yang selalu dia andalkan. Dengan cincin tersebut Jhon dengan pede, karena memang bisa mengait klien, katanya. “Waktu saya mengunakan itu, saya tidak takut siapapun. Karena tidak ada yang berani mengganggu. Tetapi makin lama mengandalkan cincin itu, hidupku makin tidak karuan. Uang dan kenikmatan dunia bisa saya raih. Sebagai pengacara juga tidak susah mendapat klien. Tetapi nuraniku tidak bisa berbohong.”

Tetapi hati Jhon kosong, tidak ada damai sejahtera. Dia didera sakit. Satu waktu orangtua datang ke Jakarta untuk menjenguk Jhon yang sudah lama sakit. Kedatangan orangtua ke Jakarta yang hanya melihat Jhon, teryata juga sakit. “Saya seperti linglung. Orangtua yang masih tergeletak di rumah sakit. Saya minta didoakan untuk punya kantor sendiri dan untuk mendapat jodoh,” ujar Wakil Sekjen DPP Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), ini mengenang.

Sejak itu, katanya lagi, saya menyatakan tidak lagi menjadi budak si iblis, maka saya buang semua para hal-hal, kuasa kegelapan yang menghalangi hubungan saya datang kepada Tuhan. Saya buang cincin itu. Jhon teringat firman Tuhan yang berkata siapa yang hidup dalam kegelapan dia bukan masuk kekerajaan sorga. “Jadi kalau kita tidak setia pada olkutisme, maka kita akan dibabat. Saya ada juga teman saya yang dulu sama-sama pengguna itu, saya katakan mereka saat ini hancur. Beberapa tahun memang kelihatannya indah, tetapi kemudia meminta tumbal,” ujarnya.

Jhon lajang hidup tak karuan di Jakarta. Hidup maunya sendiri, bebas sesuka hati. Awal pertobatan itu, ketika Jhon melihat adeknya pergi ke gereja, ia baru pulang dari cafe. “Saya baru pulang dari cafe, adek saya mau berangkat ke gereja. Sejak itu saya berniat kembali pada Yesus. Saya carilah gereja Yusuf Ronny pada saat itu. Saya berdoa semoga Tuhan mengapuni saya. Saya merasakan hal-hal yang lain sebelumnya. Sejak itu ada damai sejahtera. Saya bertobat menyerahkan hidup pada Tuhan.”

“Saya selalu ingat cinta mula-mula. Ketika saya mendapatkan pertobatan saya merasakan perubahan yang sangat dhasyat. Ketika itu, saya melayani ke penjara-penjara. Saya jalan kaki untuk ke mana-mana juga untuk melayani dengan kesukaan,” ujar Ketua DPC PERADI Jakarta Timur, ini.

 Jatuh

Manusia tidak yang sempurna, semangat melayani itu kembali kendor. Jhon undur dari pelayanan. Pendek cerita Jhon menikah tanpa menghiraukan pelayanan. Pada waktu menikah Jhon diserang kuasa gelap lagi. “Ketika di pelaminan saya mau ambruk, hampir jatuh ketika itu. Karena waktu itu saya masih memang belum total kembali pada Tuhan. Waktu itu saya hampir mati. Setelah itu saya masuk ke rumah sakit. Saya berdoa kemudian dengan menyerahkan diri total pada Tuhan. Setelah saya diserang, istriku juga diserang oleh roh jahat itu.”

Jhon lalu berdoa. “Karena tahu kuasa doa ajaib, maka saya berdoa dan berdoa. Berdoa lalu membaca Alkitab. Kalau orang Batak menyebut nabibelon. Saat itu saya merasakan ada kuasa yang mengalir, seperti minyak dari aliran rambut. Saya meraskan kelegaan dan dari sejak itulah saya merasakan kesembuhan. Saya itu saya mulai komitmen melayani,” ujar pendiri majalah Pledoi, ini.

Tahun 1995 saya bertobat, Jhon mengenang. “Saya banyak berkat. Saya merasa bukan hanya kesusahan membuat orang jatuh, tetapi karena kelimpahan juga bisa membuat terjerumus kepada dosa. Karena banyak berkat ketika itu saya lalu terjatuh lagi.”

Kini, Jhon sudah melayani ke penjara-penjara. Menulis lagu rohani. “Sejak bertobat, karena memang profesi advokat, teruskan itu dengan tujuan melayani,” katanya. “Saya kira, setelah saya bertobat tetap saja ada tantangan, bukan semua jalan menjadi mulus. Saya mencoba untuk begairah terus untuk melayani Tuhan. Sekarang di bidang hukum saya juga melayani, bukan dalam rangka profit. Saya menyadari berkat Tuhan pada kami, sekarang keluarga melayani, memberikan apa yang bisa kami beri bagi yang membutuhkan,” ujarnya bersaksi. Hotman J. Lumban Gaol

Satu komentar pada “Jhon S.E. Panggabean,S.H.”

  1. Barang siapa yg Setia dalam perkara -perkara kecil, ia setia juga dalam perkara -perkara Besar , dan Barang siapa yg tidak setia dalam perkara -perkara kecil , ia juga tidak setia dalam perkara perkara Besar , jadi jikalau kamu tidak setia dalam hal ( MAMON ) yg Tidak JUJUR , siapa yg mempercayai kepada mu Harta yg Sesungguhnya ? Dan Jikalau tidak setia dalam Harta orang lain , siapa yg akan menyerahkan HARTA mu sendiri kepada , Lukas 16 :10-12 ‘ Tuhan Yesus selalu Berserta Mu Bpk Jhon panggabean .SH. MH

Tinggalkan komentar