Gusti Terkelin Soerbakti


Gusti Terkelin SoerbaktiTiga puluh delapan tahun yang lalu, G.T. Soerbakti memulainya dengan trayek jarak pendek Bogor – Jakarta, dengan modal dua unit bus Mercedes Benz.

KINI pria murah senyum ini, telah mengoperasikan 500 unit bus dilebih dari 60 kota di Indonesia. Kini bisnis Lorena Grup yang didirikannya pada 9 September 1970 telah menggurita ke berbagai sektor, seperti transportasi, perkebunan sawit, sekuritas, properti, stasiun pengisian bahan bakar, kurir dan logistik. Akhir tahun lalu, ia memesan 500 unit bus Mercedes Benz senilai Rp1 triliun untuk mengukuhkan diri sebagai ‘raja’ transportasi darat menyongsong rencana Penawaran Saham Perdana (IPO) semester pertama tahun ini.

Eka Sari Lorena Transport juga sudah mengantongi izin usaha di bisnis penerbangan. Rencana ‘melantai’ Eka Sari Lorena Transport di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memecahkan rekor calon emiten  perusahaan otobus (PO) pertama. Di sektor transportasi darat, Eka Sari Lorena memang bukan yang pertama. Di sana ada PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) yang bergelut di truk atau PT Intraco Penta Tbk (INTA) mulai merambah segmen yang sama yakni pengangkutan barang logistik. Namun khusus di segmen bus, perusahaaan yang berencana melepas sekitar 15%-20% sahamnya ke publik ini menjadi perusahaaan pertama berstatus Tbk alias tercatat di bursa. Eka Sari Lorena Transport menargetkan dana segar sekitar Rp220 miliar– R225 miliar dari aksi korporasi ini. Perusahaan  yang  mengoperasikan sekitar 500 bus Mercedes Benz ini menegaskan, penawaran saham perdana (IPO) bertujuan memperkuat modal dalam rangka ekspansi usaha. Selain itu, tujuan IPO perusahaan otobus dengan empat kelas Super Eksekutif, Eksekutif, VIP, dan Bisnis tersebut untuk mendongkrak kinerja sekaligus wujud transparansi perusahaan.

Langkah ini penting mengingat Eka Sari Lorena membutuhkan suntikan dana Rp1 triliun untuk keperluan ekspansi usaha. Hal itu meliputi pembelian rangka, peremajaan armada (karoseri), penambahan armada serta ekspansi ke sejumlah bisnis turunan transportasi seperti kargo. Semua itu dilakukan untuk mendukung rencana perusahaan membuka beberapa rute perjalanan baru. Manajemen menyatakan, peremajaan armada dilakukan pada 80 bus yang usianya sudah lebih dari delapan tahun. Biaya yang dikeluarkan per bus sekitar Rp2 miliar yang akan diambil dari internal, eksternal dan IPO. Selain itu, peremajaan bus bertujuan guna menyiasati jika pemerintah jadi mengeluarkan regulasi pembatasan operasional bus. “Kami berencana menambah armada sebanyak 500 unit,”ujar Dwi Ryanta Soerbakti

Langkah IPO Eka Sari Lorena juga sebagai pijakan awal rencana go internasional dalam beberapa tahun mendatang. Bisa dikatakan, jalur IPO dipilih untuk mengembangkan sayap usaha perusahaan yang menjadi rekanan jasa penyewaan bus Trans-jakarta tersebut. Kontrak itu didapatkan pada pada November 2007 dengan mengalahkan lebih dari 30 pesaing. Bila Anda pengguna armada Mass Rapid Transportation koridor V dan VII, maka itu adalah bus yang dimiliki Lorena. Dwi menambahkan, salah satu mitra strategis di luar negeri telah diajak bicara untuk mengembangkan bisnis dalam jangka menengah dan panjang. “Mereka meminta kepada kami agar terlebih dahulu menjadi perusahaan terbuka,” jelas Dwi.

Untuk urusan IPO, Lorena telah menunjuk penasehat IPO yakni PT Valbury Asia Securities. Kemungkinan besar perusahaan yang melayani trayek Jakarta, Medan, Padang, Palembang, hingga Surabaya, Denpasar dan Mataram ini juga akan menunjuk PT Valbury Asia Securities sebagai penjamin emisi dalam IPO-nya. “Kami hanya akan mempergunakan jasa satu perusahaan sekuritas saja,” ungkapnya. Direktur PT Valbury Asia Securities, Benny Andrewijaya mengatakan, saat ini, pihaknya masih menyelesaikan proses uji tuntas Eka Sari Lorena Transport. Meski demikian, Benny mengaku Valbury Asia Securities belum memiliki mandat resmi sebagai underwriter. “Tapi sepertinya akan mengarah ke sana,” tuturnya.

Awalnya perseroan berharap sudah terdaftar sebagai perusahaan publik pada Oktober 2011 lalu. Tapi karena kondisi pasar yang kurang kondusif, perseroan memutuskan memundurkan pelaksanaan IPO hingga 2012. Saat ini Eka Sari Lorena tengah memfokuskan persiapan IPO. Manajemen mengklaim prosesnya sudah masuki tahap finalisasi atau 75% sebelum perusahaan IPO. Sekedar informasi, grup Lorena-Karina juga telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 di 2003, yang menjadikan grup ini merupakan perusahaan tranportasi darat pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat ISO 9001 :2000. Yang pasti, keunggulan Eka Sari Lorena Transport tampaknya terletak pada kreatifitas dan inovasi dalam mengantisipasi perubahan-perubahan.

Sesuatu yang amat jarang bisa dilakukan perusahaan oto bus. Blue Bird Grup merupakan salah satu perusahaan dibidang sama yang bisa melakukannya, meskipun keduanya sama-sama dimiliki dan dikelola oleh keluarga. Salah satu contohnya adalah penerapan konsep depo bus terpadu yang dapat melayani semua kebutuhan pelanggan dalam satu lokasi di Bogor, Jawa Barat dan Cilandak, Jakarta. Dengan adanya terminal yang terpusat, seluruh bus Lorena-Karina berangkat dan tiba serta transit bagi penumpang dalam perjalanan jarak jauh dari Wilayah Sumatera, Jawa, Madura dan Bali ataupun sebaliknya berada dalam satu pintu.

Gusti   Terkelin   Soerbakti—nama lengkapknya—adalah perwira ZENI Tentara  Nasional  Indonesia  yang banting setir ke bisnis jasa transportasi. Selama kurun waktu 1963 – 1979 Soerbakti memegang berbagai jabatan, terutama terkait keahilannya dibidang teknik. Ia pernah menimba ilmu di The Integrated Transport Managemet Course, Rijwik, Belanda. Mungkin, bekal pengetahuan, disiplin militer adalah salah satu jawaban mengapa usaha oto bus yang ia rintis bisa menggurita seperti sekarang.

Kini Soerbakti yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Lorena-Karina, holding company yang didirikan untuk memayungi seluruh bisnisnya, secara perlahan mengagendakan transisi   kepemimpinan. Putranya, Dwi Ryanta Soerbakti ‘dididik’ sebagai Managing Director dan Eka Sari Lorena Surbakti sebagai Presiden Direktur Eka Sari Lorena Airlines.

Sumber: http://www.investorpialang.com/

Satu komentar pada “Gusti Terkelin Soerbakti”

Tinggalkan komentar