Wawancara Tokoh


Bincang-Bincang dengan Mika Panjaitan

Pemilu 9 April 2014, tinggal menghitung hari. Banyak calon yang incumbent, tetapi banyak juga wajah-wajah baru. Tetapi, hanya sedikit dari mereka yang layak menjadi Caleg duduk di DPR. Maka untuk mengetahui Caleg berkualitas, bisa dilihat dari cara berkampanye sebagai bagian dari usaha untuk memilih calon yang berkualitas. Salah satu cara memilih calon anggota legislatif (Caleg) berkualitas adalah dengan melihat caranya berkampanye. “Rakyat memang harus jeli, jangan salah pilih. Salah pilih berarti orang berarti konsekuensinya sangat berat,” ujar Ir Mika Panjaitan.

Mika-2Calon Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2014-2019 dari Partai PDI Perjuangan Nomor Urut Lima (5) Daeraha Pemiliha (Dapil) DKI Jakarta 7. Adalah orang yang lebih dari separuh usianya sudah diabdikan untuk dunia pendidikan. Dengan terjun ke dunia politik, baginya adalah bagian dari impian besarnya memajukan pendidikan bagi anak-anak bangsa. Untuk pemilu legislatif nanti, dia dengan yakin menang menjadi calon Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Dia menyadari Selain pendidikan, berbagai masalah Jakarta yang kompleks juga tak lepas dari perhatian Mika, antara lain masalah sosial, kependudukan, dan infrastruktur. “Saya yakin, dengan duet kepemimpinan Jokowi-Ahok yang agresif dan kreatif, adanya sinergi antara eksekutif dengan legislatif dapat mewujudkan Jakarta baru sebagai kota bertaraf internasional,” tambahnya.

Pengagum Gandhi dan Bung Karno ini oleh rekan-rekannya dipandang sebagai sosok yang matang dalam perencanaan. “Keinginan berpolitik muncul dalam diri saya sejak masih mahasiswa, sekarang adalah momen yang tepat, dalam usia yang secara mental saya sudah siap,” tegas pria kelahiran Pematangsiantar, 2 Januari 1967.

PDI Perjuangan adalah pilihan Mika untuk beraktualitas di panggung politik karena platform partai yang nasionalis, berdaulat di bidang politik, ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, serta menghendaki kemakmuran, keadilan, dan demokrasi sesungguhnya. Di PDIP DKI Jakarta, Mika dipercaya sebagai Ketua Bidang Pelajar dari Departemen Pemuda Olah Raga, sesuai dengan latar belakang profesinya lebih dari 25 tahun sebagai pengajar, serta totalitas dan komitmennya yang kuat dalam memajukan dunia pendidikan.

Pilihannya adalah dunia pendidikan, totalitas yang ia usung sejak jadi guru bimbingan belajar (bimbel) ketika masih mahasiswa di Medan, kemudian pindah ke Jakarta, hingga mendirikan Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Belajar Quantum Institute (QUIN) pada tahun 2000.

Terobosan Quantum Method-nya, yaitu Revolusi Belajar yang mengajarkan keterampilan belajar dengan mengandalkan aspek kognitif modern mengenai otak dan kecerdasan. Partner ribuan siswa SMA di Tanah Air memasuki PTN terkemuka. Tak berhenti di situ, Mika penulis buku “Menjadi Guru Luar Biasa” juga melebarkan sayap kepeduliannya melalui pelatihan siswa dan guru berbasis IT lewat Cloud Computing.

Lebih dari separuh usia Mika diabdikan untuk dunia pendidikan. Dengan terjun ke dunia politik, bagi Mika adalah bagian dari impian besarnya memajukan pendidikan bagi anak-anak bangsa. Untuk pemilu legislatif nanti, ia menjadi calon Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P untuk Dapil VII Jakarta Selatan, meliputi Kecamatan Cilandak, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan, dan Setia Budi.

Selain pendidikan, berbagai masalah Jakarta yang kompleks juga tak lepas dari perhatian Mika, antara lain masalah sosial, kependudukan, dan infrastruktur. “Saya yakin, dengan duet kepemimpinan Jokowi-Ahok yang agresif dan kreatif, adanya sinergi antara eksekutif dengan legislatif dapat mewujudkan Jakarta baru sebagai kota bertaraf internasional,” tambahnya.2013-11-14

Pengagum Gandhi dan Bung Karno ini oleh rekan-rekannya dipandang sebagai sosok yang matang dalam perencanaan. “Keinginan berpolitik muncul dalam diri saya sejak masih mahasiswa, sekarang adalah momen yang tepat, dalam usia yang secara mental saya sudah siap,” tegas pria kelahiran Pematangsiantar, 2 Januari 1967.

PDI Perjuangan adalah pilihan Mika untuk beraktualitas di panggung politik karena platform partai yang nasionalis, berdaulat di bidang politik, ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, serta menghendaki kemakmuran, keadilan, dan demokrasi sesungguhnya. Di PDIP DKI Jakarta, Mika dipercaya sebagai Ketua Bidang Pelajar dari Departemen Pemuda Olah Raga, sesuai dengan latar belakang profesinya lebih dari 25 tahun sebagai pengajar, serta totalitas dan komitmennya yang kuat dalam memajukan dunia pendidikan.

Sudah lebih enak jadi pengusaha, dan memiliki karir yang cukup bagus. Mengapa banting stir memilih karier di dunia politik?

Mika-1Pertanyaan ini menarik. Memang sejak dulu konsen saya bergelut dalam bidang pendidikan. Apa yang saya geluti sesungguhnya amanat UUD 45 soal pendidikan. Karena itu pendidikan hak semua orang, termasuk hak-hak anak-anak dari kaum miskin.

Lalu, kalau ditanya mengapa sekarang mau masuk dalam sistim itu. Jujur saya katakan saya mau masuk dalam sistim itu karena ada sosok Jokowi dan Ahok yang juga perlu didukung. Kepemimpinan kedua mereka ini perlu ditopang. Inilah alasan saya mengatakan dalam diri, sudah saatnya saya masuk dalam sistim itu. Karena saya rindu Indonesia bisa seperti Korea, Jepang. Mereka itu maju kuncinya karena majunya sumber daya manusia. Artinya, saya mencalonkan diri menjadi Caleg murni karena keinginan mengabdi, kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan kemudahan akses pendidikan.

Apa yang dilakukan untuk mendekati calon pemilih?

Kami disambut ribuan warga Jakarta Selatan. Kami buat bimbingan belajar gratis dan paket C gratis. Kami punya ribuan pelopor CERDAS MERAH PUTIH. Dan Program Belajar gratis saya gagas sendiri, bertujuan untuk menumbuhkan semangat belajar dan kepercayaan diri anak sehingga mereka terbiasa belajar mandiri. Kami juga mempublikasikan apa yang kami lakukan di website http://www.Cerdasmerahputih. org dan Mikapanjaitan.com.

Mengapa mengambil jalur pendidikan?

Saya sudah mengabdikan diri untuk dunia pendidikan. Dengan terjun ke dunia politik, bagi saya adalah bagian dari impian besarnya memajukan pendidikan bagi anak-anak bangsa. Selain pendidikan, berbagai masalah Jakarta yang kompleks juga tak lepas dari perhatian Mika, antara lain masalah sosial, kependudukan, dan infrastruktur. Saya yakin, dengan duet kepemimpinan Jokowi-Ahok yang agresif dan kreatif, adanya sinergi antara eksekutif dengan legislatif dapat mewujudkan Jakarta baru sebagai kota bertaraf internasional.

Lalu, mengapa lewat Partai PDI Perjuangan?

Jelas partai PDI Perjuangan mengusung kebangsaan, nasionalis. Lalu memiliki ideologi yang jelas. Saya melihat ibu Megawati sebagai ketua kami konsisten untuk memperjuangkan Indonesia Raya. Di dalam perkataan dan kelakuan sama, ada integritas yang kita lihat dari beliau. Ideologi partai yang sangat jelas. Partai ini konsisten antara kata dan perbuatan, inilah yang dibutuhkan saat ini.***

3 tanggapan untuk “Wawancara Tokoh”

  1. Kita bersyukur ada anak bangsa yg mampu membuat perubahan, sebagai orang batak saya sampaikan aplaus buat management “Godang Tua”…

  2. Patut kita memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas kerja keras PT.Godang Tua Jaya dalam penemuan Pupuk Organik. Apalagi dengan menggunakan bahan baku sampah pasar, PT.Godang Tua Jaya ikut membantu negara kita dalam mengatasi masalah sampah di negara kita ini, Bravo…Godang Tua, teruslah berkarya dimuka bumi ini. Saran saya perlu sosialisasi kepada masyarakat kita terutama yang berada di sektor pertanian..

Tinggalkan komentar

Belajar Hidup Lir Air